KAMI BERDIRI UNTUK MENCAPAI SATU TEKAT YAITU B.I.S.A

Minggu, 25 September 2011

Cerpen Remaja

"Firasat Maya"

Ada dua orang sahabat yaitu Heru dan Maya yang sudah bersahabat  sejak SMP saking akrabnya mereka memutuskan untuk melanjutkan sekolah yang sama yaitu SMKN 3 Makassar. Persahabatan mereka terjalin di dalam maupun diluar lingkungan sekolah.

Sudah Dua minggu terakhir Heru menunjukkan sikap yang aneh dari biasanya. Perubahan sikap itu sangat dirasakan oleh Maya sahabatnya. Heru yang biasanya cerewet dan aktif, berubah menjadi sosok yang pendiam dan pasif. Kegiatan-kegiatan eskul yang selalu dia ikuti mulai dia tinggalkan. Bahkan diskusi kelas pun tidak lagi direspon secara antusias. Padahal dia adalah salah satu siswa yang kritis dan idealis di kelasnya.

Perubahan yang ditunjukkan oleh Heru tidak hanya dari segi perilakunya sehari-hari tapi juga dari segi religi. Heru yang biasanya tidak terlalu taat dalam beribadah kini menjadi sosok yang rajin beribadah. Bahkan dia selalu mengingatkan kepada Maya dan teman-temannya untuk tidak lupa beribadah. Bukannya tidak senang dengan perubahan itu tapi ada sesuatu yang membuat Maya mulai khawatir.  

Hari itu Maya kembali dibuat terkejut bahkan takut oleh sikap Heru, Heru yang biasanya berbuat jail kepada Maya kini berubah menjadi sopan dan memperilakukan Maya seperti orang yang baru dia kenal. Heru bahkan meminta maaf kepada Maya atas kesalahan yang pernah dia lakukan seolah-olah dia tidak akan bertemu dengan Maya lagi. Maya semakin khawatir serasa Heru akan pergi jauh jauh sekali …

Bayang-bayang kepergian itu terus menghantui Maya, perubahan sikap Heru adalah sebuah pertanda. Berulang kali ia mendengar kisah, ketika seseorang akan pergi untuk slama-lamanya. Maka aka nada beberapa keganjilan sebelum hari kepergiannya tiba permintaan maaf Heru yang semakin memperkuat firasat Maya. Ia takut ajal akan menjemput sahabatnya itu, membawanya pergi jauh.

Sore itu, Maya berkunjung ke rumah Heru. Ia membawa sebuah kotak kecil berisi sebuah jam tangan yang dilengkapi dengan kompas. Sudah lama Heru ingin memiliki jam itu, tetapi selalu terkendala masalah biaya. Maya pun memutuskan untuk membeli jam itu dan memberikannya kepada Heru. Ia ingin membahagiakan sahabatnya itu di akhir sisa hidupnya.
Heru sangat terkejut dengan kedatangan Maya. Jam tangan itu membuat Heru merasa bahagia sekaligus terharu. Berulang kali ucapan terima kasih keluar dari bibirnya. Sebelum Maya pulang, ia juga menyempatkan diri untuk minta maaf pada Heru. Heru merangkul Maya, diingatkannya Maya untuk selalu berhati-hati dan menjaga dirinya. Air matanya mengalir. Ia semakin yakin sahabatnya itu akan pergi. Akhirnya Maya pamit pulang. Heru mengantarkannya sampai didepan gerbang rumahnya.
Maya menyeberang jalan untuk mencari taksi. Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, sebuah minibus dengan kecepatan tinggi tak mampu dihindarinya. Teriakan Heru tak lagi didengarnya. Seketika semuanya gelap. Tubuh mungil Maya terhempas, tak ada suara, tak ada cahaya, aliran darah segar mengalir di jalan tepat di depan rumah Heru.


Maya telah pergi, Heru menyesali kejadian itu, telah lama disadarinya perubahan sikap Maya . Firasatnya tentang kepergian Maya lah yang membuat Heru selalu murung dan selalu berdoa untuk sahabatnya itu.
Maya telah pergi setelah meminta maaf dan memberikan hadiah terakhirnya. Firasat Maya bukan untuk Heru, melainkan untuk dirinya sendiri…




Cerpen Karya 
Dedi (XI Listrik 2)